ETIKA DALAM PERGAULAN
Etika Bergaul yang baik dalam agama Islam mengajarkan cara bergaul yang baik. Melalui pribadi toladan dari Nabi Muhammad saw. Dalam bergaul, beliau adalah sosok yang penyayang kepada para sahabatnya. Selain menjadi sosok yang penyayang, Nabi juga dikenal dengan pribadi yang lemah lembut bicaranya. Tidak pernah menggunjing dan tidak pernah mengolok-olok pada sesama sahabatnya. Karena hal yang demikian dilarang dalam Al-Qur’an.
Adab dan etika bergaul yang baik telah dijelaskan dalam Al-Qur’an
Di dalam surat Al-Hujurat ayat 10-13 Alloh SWT berfirman:
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ_١٠
Artinya:"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah kedua saudaramu (yang bertikai) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu dirahmati.”
Dalam ayat ini, menjelaskan bahwa semua orang muslim itu adalah saudara. Quraish Shihab menjelaskan bahwa setiap muslim merupakan saudara walaupun tanpa adanya ikatan darah dan keturunan. Islam adalah penghubung dari semuanya, sehingga kecil kemungkinan terjadi perseteruan antara orang-orang yang beriman jika mereka semua memahami makna persaudaraan tersebut.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ _١١
Artinya:"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan itu) lebih baik daripada mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olok itu) lebih baik daripada perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela dan saling memanggil dengan julukan yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk setelah beriman. Siapa yang tidak bertobat, mereka itulah orang-orang zalim.”
Dalam ayat tersebut, Allah melarang untuk mengolok-olok orang lain. Karena hal tersebut jelas haram. Bisa jadi orang yang dihina tersebut lebih terhormat dan lebih dicintai di sisi Allah SWT daripada orang yang menghina. Baik laki-laki maupun perempuan yang melakukan perbuatan tersebut maka mereka sangat terlaknat. Dan siapapun yang tidak bertaubat atas perbuatannya tersebut maka mereka termasuk orang-orang yang zalim.
Allah SWT berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ ١٢
Artinya:"Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka! Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.”
Cara Bergaul yang Baik dengan Menghindari Prasangka
Salah satu etika bergaul yang harus dilakukan ialah menghindari prasangka yang buruk terhadap sesama manusia dan mencari-cari kesalahan orang lain. Karena sebagian dari prasangka buruk dan tuduhan itu terkadang hanya iri semata. Maka hendaklah kalian menghindari hal yang semacam itu. Dan juga terdapat larangan ghibah, karena ghibah termasuk perbuatan yang diharamkan. Sebagaimana memakan daging saudaranya yang sudah mati. Pengumpamaan ini merupakan upaya untuk menjauhkan diri dari perbuatan tersebut dan lebih bersikap waspada terhadapnya.
Allah SWT bersabda:
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ ١٣
Artinya:"Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti.”
Dalam ayat tersebut, menjelaskan tentang persamaan manusia dalam rangka agar saling mengenal satu sama lain (ta’aruf). Tujuan manusia diciptakan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya harmonis dan saling mengenal, bukan untuk saling bermusuhan. Walaupun berbeda-beda ras, suku, budaya dan warna kulit, sesungguhnya kita semua berasal dari pokok yang satu, maka janganlah berikhtilaf, jangan bercerai-berai dan janganlah kalian bermusuhan. Begitulah tuntutan Al-Qur’an dalam bergaul yang diinginkan Allah SWT.
Sesungguhnya sejatinya dengan sesama muslim itu tidak saling mendzalimi, tidak saling mencela, tidak saling mengolok-olok, dan tidak saling memperpanjang suatu permasalahan. Yang seharusnya dilakukan yaitu bersikap adil, menghargai orang lain, saling membantu satu sama lain, menjaga tali persaudaraan dan saling melengkapi. Karena pada dasarnya semua muslim adalah saudara.
Posting Komentar untuk "ETIKA DALAM PERGAULAN"