ORANG ISLAM YANG SEJATI HARUS MENJAGA AKHLANYA
Di era globalisasi saat ini, informasi dan komunikasi berkembang sangat pesat namun tidak sejalan dengan perkembangan etika yang luhur. Bahkan saat ini, moralitas telah merosot hingga ke titik kemerosotan moral. Degradasi moral adalah penurunan atau kemerosotan moral. Jika dipahami secara longgar dan luas, kemerosotan moral adalah menurunya moral seseorang yang disebabkan oleh faktor-faktor tertentu.
Sebagaimana kita ketahui, degradasi moral yang tengah melanda masyarakat Indonesia saat ini sangatlah nyata. Banyak terjadi hal-hal yang di luar ekspektasi kita, apalagi di media sosial, banyak sekali orang-orang yang sering berkata kotor, berkata kasar, bahkan sering mengumpat dan menghina sesama manusia yang sama-sama anak Bangsa. Bangsa Indonesia itu sendiri pada umumnya dan khususnya malah sesama umat muslim sendiri, banyak yang melakukan pelanggaran, menghasut, menghujat bahkan memfitnah dengan tujuan pencemaran nama baik. menurunkan harga diri seseorang.
Oleh karena itu, solusi terbaik untuk mengatasi kemerosotan akhlak yang terjadi saat ini adalah dengan meng evaluasi diri sendiri sebenarnya kita umat ini, ikut ajaranya siapa?? .kalo kita mau mengaku ikut agama islam maka seharusnya kita ikut panutan kita. mengikuti akhlaknya yang mulia yang diajarkan, dicontohkan dan diteladani oleh Nabi kita Nabi Muhammad SAW, antara lain berupa tindakan, perilaku, ucapan yang santun, kebaikan, dan kelembutanya. sungguh sangat pantas jika saat ini saudara-saudara kita yang antusias,tekun dan penuh semangat dalam mempelajari dan mengajarkan nilai-nilai ajaran Islam, baik itu kajian agama secara nasional maupun tradisional. Semua itu dilakukan sebagai wujud kecintaannya kepada Nabi melalui ajarannya.
Berikut di bawah ini adalah beberapa pelajaran tentang akhlak yang telah disampaikan oleh Rosululloh saw kepada para ulama hingga saat ini.
Tidak ada pemisahan antara aqidah dan akhlaq, dalam hadits di sebutkan:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ خُلُقًا
“Paling sempurnanya iman orang mukmin adalah yang paling bagus akhlaq mereka, dan yang paling terpilih di antara kamu sekalian adalah yang paling terpilih akhlaqnya terhadap isteri-isteri mereka.” (HR. At-Tirmidzi, ia berkata hadits hasan shohih, dan Ibnu Hibban, Al-Baihaqi, dari Abi Hurairoh).
Dalam hadis lain Nabi saw bersabda:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – « مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلاَ يُؤْذِ جَارَهُ ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ » (البخاري ومسلم وأبو داود)
"Dari Abu Hurairoh, ia berkata, Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa beriman kepada Alloh dan Hari Akhir maka janganlah ia menyakiti tetangganya, dan barangsiapa beriman kepada Alloh dan Hari Akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa beriman kepada Alloh dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR-Bukhori, Muslim, dan Abu Dawud).
Di antara pengarahan Al-Qur’an dalam mengagungkan urusan akhlaq adalah firman Alloh Ta’ala:
وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلامًا
Yang artinya:“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.” (QS. Al-Furqon (25): 63).
Juga di ayat:
وَلا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلا تَمْشِ فِي الأَرْضِمَرَحًا إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ وَاقْصِدْ فِي مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِن صَوْتِكَ إِنَّ أَنكَرَ الأَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيرِ
Yang artinya:"Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong), dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (QS. Luqman (31): 18, 19).
Juga di ayat:
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاء ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُون
Yang artinya:"Sesungguhnya Alloh menyuruh (kamu), berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Alloh melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (QS. An-Nahl (16): 90).
Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam juga mengarahkan pentingnya akhlaq:
عَنْ عَائِشَةَ رَحِمَهَا اللَّهُ قَالَتْ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « إِنَّ الْمُؤْمِنَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَةَ الصَّائِمِ الْقَائِمِ . صحيح سنن أبي داود
Dari Aisyah rohimahalluh, ia berkata, aku mendengar Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya mukmin itu dengan kebagusan akhlaqnya pasti mencapai derajat orang yang puasa (siang hari), dan orang yang berdiri (sholat malam hari).” (HR. Abu Dawud Shohih No. 4798).
Di hadits lain diriwayatkan:
عَنْ أَبِى ذَرٍّ قَالَ قَالَ لِى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- اتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
Dari Abu Dzar , ia berkata, Rosululloh —shollallohu ‘alaihi wa sallam— bersabda kepadaku: “Taqwalah kamu kepada Alloh di mana saja kamu berada, dan ikutilah kejelekan itu dengan kebaikan yang menghapusnya, dan berakhlaklah kepada manusia dengan akhlak yang baik.” (HR At-Tirmidzi, ia berkata hasan shohih, Ahmad, Ad-Darimi, Al-Hakim, dan Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman).
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ فَقَالَ « تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ ». وَسُئِلَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ فَقَالَ الْفَمُ وَالْفَرْج
Dari Abu Hurairoh, ia berkata, Rosululloh —shollallohu ‘alaihi wa sallam— ditanya tentang apa yang paling banyak memasukkan manusia ke surga, maka beliau bersabda: “Takwa kepada Alloh dan bagusnya akhlak.” Dan beliau ditanya tentang apa yang paling banyak memasukkan manusia ke neraka, maka beliau bersabda: “mulut dan farji (kemaluan).” (HR At-Tirmidzi, ia berkata hadits Shahih Gharib, dan Ibnu Majah).
Di hadits yang lainya Nabi bersabda:
عن ابن مسعود – رضي الله عنه – ، قَالَ : قَالَ رسول الله – صلى الله عليه وسلم – : (( ألا أخْبِرُكُمْ بِمَنْ يَحْرُمُ عَلَى النَّار ؟ أَوْ بِمَنْ تَحْرُمُ عَلَيْهِ النَّار ؟ تَحْرُمُ عَلَى كُلِّ قَرِيبٍ ، هَيّنٍ ، لَيِّنٍ ، سَهْلٍ )) رواه الترمذي ، وقال : (( حديث حسن غريب)) قال الألباني ( صحيح لغيره )
Dari Ibnu Mas’ud rodhiyallohu ‘anhu, ia berkata, Rosululloh shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Maukah aku khabarkan kepada kamu sekalian siapakah yang haram atas neraka? Atau siapakah yang neraka haram atasnya? Neraka haram atas setiap orang yang (akhlaqnya) dekat (kepada manusia), rendah hati, lembut, dan mudah (baik perangainya).” (HR. At-Tirmidzi, ia berkata Hasan Gharib).
Dalam hadis yang lainya:
عن أَبي ذَرٍّ – رضي الله عنه – ، قَالَ : قَالَ لي رسول الله – صلى الله عليه وسلم – : (( لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئاً ، وَلَوْ أنْ تَلْقَى أخَاكَ بوَجْهٍ طَلْقٍ )) رواه مسلم
Dari Abu Dzar rodhiyallohu ‘anhu, ia berkata, Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadaku: “Jangan sampai kamu meremehkan kebajikan sedikitpun, walaupun (hanya) untuk menjumpai saudaramu dengan wajah yang berseri-seri.’ (HR. Muslim).
Nabi shollallohu ‘alaihi wassallam mengumumkan tingginya kedudukan akhlaq.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ صَالِحَ الأَخْلاَقِ ».( أحمد) قال الشيخ الألباني : ( صحيح )
Dari Abu Hurairoh, ia berkata, Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan baiknya akhlaq.” (HR. Ahmad).
Sungguh ada dalam kehidupan Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam akhlaq yang agung yaitu penerapan nyata akhlaq Qur’ani dan Nabawi.
sebagaimana perkataan Aisyah rodhiyallohu ‘anha:
عَنِ الْحَسَنِ قَالَ : سُئِلَتْ عَائِشَةُ عَنْ خُلُقِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ؟ فَقَالَتْ : كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ. (أحمد)
Dari Al-Hasan ia berkata: “Aisyah ditanya tentang akhlaq Rosululloh shillallohu ‘alaihi wa sallam, maka dia menjawab: Akhlaqnya adalah al-Qur’an." (HR. Ahmad, Shohih menurut Syu’aib Al-Arnauth).
Artinya mengikuti dan terikat dengan pengarahan Al-Qur’an, Benarlah Alloh yang berfirman:
لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Yang artinya:"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rosululloh itu suri tuladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Alloh dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Alloh.” (QS Al-Ahzab (33) : 21).
Dan Alloh juga berfirman:
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS. Al-Qalam (68) : 4).
Sungguh orang salafus shalih dari para sahabat, tabi’in dan lainnya berada pada manhaj (jalan) Rosululloh shollallahu ‘alaihi wa sallam dalam meneladani akhlaq dan beramal dengannya.
Umar bin Khotthob rodhiyallohu ‘anhu didatangi Uyainah bin Hishn yang berkata:
يَا ابْنَ الْخَطَّابِ وَاللَّهِ مَا تُعْطِينَا الْجَزْلَ ، وَمَا تَحْكُمُ بَيْنَنَا بِالْعَدْلِ . فَغَضِبَ عُمَرُ حَتَّى هَمَّ بِأَنْ يَقَعَ بِهِ فَقَالَ الْحُرُّ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى قَالَ لِنَبِيِّهِ – صلى الله عليه وسلم – ( خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ ) وَإِنَّ هَذَا مِنَ الْجَاهِلِينَ . فَوَاللَّهِ مَا جَاوَزَهَا عُمَرُ حِينَ تَلاَهَا عَلَيْهِ ، وَكَانَ وَقَّافًا عِنْدَ كِتَابِ اللَّهِ . (رواه البخاري)
“Hei anak Al-Khotthob, wallohi, kamu tidak banyak memberi kami, dan kamu tidak memerintah di antara kami dengan adil”, maka Umar marah sehingga ingin memukulnya, maka Al-Hurr berkata: “Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya Alloh Ta’ala berfirman kepada Nabi-nya shollallohu ‘alaihi wa sallam:
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ«. (سورة الأعراف: 199)
“Jadilah engkau pema’af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.” (QS. Al-A’raf (7): 199)._(79)
Posting Komentar untuk "ORANG ISLAM YANG SEJATI HARUS MENJAGA AKHLANYA"