Cerita Lengkap Penelitian Pesugihan di Gunung Kawi, Ada Tumbal-Kisah Mistis!
Pesugihan Gunung Kawi - Bersama Kisah Tanah Jawa
Gunung Kawi dikenal sebagai destinasi wisata yang indah.Namun ada juga cerita tentang misteri ritual Gunung Kawi yang konon biasa dilakukan oleh sebagian kecil pengunjung.
Jawa Timur menghadirkan sensasi wisata tersendiri bagi setiap orang yang berkunjung ke sana,khususnya di wilayah Tengah dan Selatan.Alamnya yang segar dan damai membuat tempat ini menjadi tujuan para wisatawan domestik maupun mancanegara.
Salah satu destinasi wisata yang terkenal adalah Gunung Kawi.Gunung Kawi terletak di antara kabupaten Malang dan Blitar Secara administratif, bagian barat gunung ini termasuk wilayah Blitar, sedangkan bagian timur termasuk wilayah Malang.
Gunung Kawi sebenarnya bukan destinasi wisata biasa karena menyimpan sejarah misterius di baliknya.Gunung Kawi sering disebut-sebut sebagai tempat orang sering melakukan permintan pesugihan.
Pesugihan Gunung Kawi konon mendatangkan kekayaan bagi yang melakukannya.Meski klaim tersebut jelas belum bisa dibuktikan secara ilmiah, namun kisah berkah Gunung Kawi sudah beredar di kalangan masyarakat luas.
- Temukan pesona tempat wisata di kaki Gunung Semeru
Legenda Gunung Kawi Pesugihan
Gunung Kawi dipercaya membawa keberuntungan melalui ritual tertentu.
Jika seseorang melakukan ritual dengan rasa pasrah dan harapan yang tinggi, maka permintaannya akan diterima dan di kabulkan apalagi jika menyangkut harta.
Mitos ini dianut oleh banyak orang. Salah satu lokasi di Gunung Kawi yang sering dijadikan tempat upacara adalah Pesarean.
Pesarean Gunung Kawi adalah pesarean yang dikeramatkan. Di makam inilah Kanjeng Kyai Zakaria II dan Raden Mas Imam Soedjono dimakamkan.
Menurut informasi yang dimuat Pemerintah kabupaten Malang di situs resminya, Kyai Zakaria II alias Mbah Djoego dan Raden Mas Imam Soedjono merupakan sosok bangsawan yang berperan dalam perlawanan terhadap penjajah Belanda.. Keduanya bertempur di bawah komando Pangeran Diponegoro.
Kyai Zakaria dan Raden Mas Imam Soedjono juga merupakan keturunan Kerajaan Mataram. Mbah Djoego adalah buyut dari Susuhanan Pakubuwono yang memimpin Kraton Kertosuro pada tahun 1705-1717.. Lalu RM Imam Soedjono adalah buyut dari Sultan Hamengku Buwono I sang pendiri Kraton Jogjakarta sekaligus pemimpinnya pada tahun 1755-1892..
Karena keberadannya yang dikeramatkan, orang yang mendatangi Pasarean Gunung Kawi tidak boleh bertindak sembarangan harus mentaati sejumlah aturan. Prasto Wardoyo, Anang Made Mahmudi, dan Khoirul Anam sebagai tokoh setempat, lebih lanjut menjelaskan jika pengunjung harus mandi dan keramas sebelum memulai ritual permohonan di makam..
Ada filosofi di balik aturan tersebut.. Mandi dan mencuci rambut adalah simbol kebersihan dan kesucian.. Kewajiban menunaikan keduanya merupakan simbolik bahwa seseorang harus dalam keadaan bersih suci lahir dan batin sebelum melaksanakan permohonan.
Masyarakat yang melakukan ritual di Pesaeran Gunung Kawi seringkali membawa uang atau sesaji untuk dibagikan kepada orang lain. Perbuatan ini bermakna akan datangnya keberkahan jika seseorang membagi sebagian hartanya kepada orang lain.
Upacara pesugihan Gunung Kawi konon meliputi tapa brata atau upaya mengendalikan hawa nafsu selama tiga hari di bawah pohon keramat.. Dalam ritual ini, pelaku pesugihan harus menandatangani kontrak dengan penguasa gaib Gunung Kawi dan melakukan pengorbanan tahunan.
Pengorbanan ini sebenarnya mengerikan.Sebab yang dikorbankan oleh seorang pesugihan adalah seseorang yang masih mempunyai hubungan darah dengannya.Setelah ritual dilaksanakan dan dilakukan pengorbanan, menurut mitos,daun pohon Dewadari akan berguguran dan daun tersebut harus dijaga kelestariannya oleh pelaku pesugihan.Daun ini dipercaya dapat mendatangkan uang ajaib..
Bukan sekedar Pesugihan
Gunung Kawi sebenarnya bukan hanya sekedar untuk ritual atau pesugihan.Tidak semua orang datang ke Pasaeran Gunung Kawi dengan tujuan untuk melakukan ritual pesugihan.Ada pula wisatawan yang datang untuk meneliti atau sekadar berwisata karena tempat ini juga cocok dijadikan destinasi wisata hiburan untuk semua kalangan, termasuk keluarga.
Bagi masyarakat Gunung Kawi, sinema wayang kulit bukan hanya sekedar kegiatan seni pertunjukan namun di balik itu semua juga mempunyai makna filosofis.
Hal ini dijelaskan Bupati Malang Pak Sanusi saat persiapan pementasan wayang kulit berlatar Khoul Eyang Raden Mas Imam Soedjono. Menurut Sanusi wayang kulit merupakan salah satu cara masyarakat untuk selalu mengenang atau Mengingat kematian, manusia akan selalu berusaha beramal shaleh demi mendapatkan bekal untuk kehidupan selanjutnya..
Pemerintah menyadari sepenuhnya potensi Gunung Kawi sebagai destinasi wisata. Tidak hanya pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, pemerintah daerah juga tidak ketinggalan dalam upaya menjadikan Gunung Kawi sebagai penunjang pariwisata nasional.
"Kawasan Gunung Kawi selama ini telah dikenal sebagai destinasi wisata rohani yang dikenal bukan hanya pada skala regional, melainkan juga pada tingkat nasional dan internasional. Akan sangat bermanfaat bagi masyarakat Kecamatan Wonosari maupun Kabupaten Malang jika potensi ini dapat kita maksimalkan bersama,"
Terlepas dengan cerita di atas adanya mitos yang beredar tentang pesugian, sebenar hal tersebut sudah ada yang mengaturnnya masalah rezeki di dunia ini.
Alloh subhanau wata'ala berfirman:
وَأَنَّهُۥ هُوَ أَغْنَىٰ وَأَقْنَىٰ
Artinya: Dan bahwasanya Dia yang memberikan kekayaan dan memberikan kecukupan: "(QS An Najm :48).
Bahwasanya Dia Alloh yang memberikan kekayaan dan memberikan kecukupan,Yakni Allah memberi sebagian manusia harta yang mencukupinya sehingga ia tidak perlu meminta-minta kepada selainya, dan Allah memberi sebagian manusia lainnya harta yang melimpah.
Posting Komentar untuk "Cerita Lengkap Penelitian Pesugihan di Gunung Kawi, Ada Tumbal-Kisah Mistis!"