APAKAH AGAMA ISLAM PENUH DENGAN KEMUDAHAN
BENARKAH AGAMA ISLAM PENUH DENGAN KEMUDAHAN
Wahai umat manusia, ketahuilah bahwa keringanan dan kemudahan merupakan salah satu ciri dan kekhasan hukum Islam. Dan itu adalah salah satu ciri pengenalnya yang paling terlihat.
Jika kita perhatikan dan pelajari dengan seksama, kita akan melihat bahwa kemudahan dan keringanan adalah salah satu tujuan syariah yang diusung oleh agama Islam.
Allah subhanhu wa'ala berfirman:
وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِى الدِّيْنِ مِنْ حَرَجٍۗ مِلَّةَ اَبِيْكُمْ اِبْرٰهِيْمَۗ
“Dan Dia tidak menjadikan kesulitan kepadamu dalam urusan agama. (Ikuti) agama nenek moyangmu Ibrahim. (QS Haji:78).
Allah subhanahu wata'ala juga berfirman:
يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ
“Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesulitan bagimu.” (QS Al-Baqarah:185).
Nabi shollallohu 'alaihi wasallam juga bersabda:
إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ، وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلَّا غَلَبَهُ، فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا، وَأَبْشِرُوا
“Sesungguhnya agama Islam itu mudah, dan tidaklah seseorang mempersulit agama, kecuali dia akan dikalahkan (tidak mampu melakukan amal meskipun yang mudah dan ringan, lantas tidak dapat istikamah dalam beramal). Maka, berlakulah lurus kalian, mendekatlah (kepada yang benar), dan bergembiralah (dengan pahala yang menanti kamu).” (HR Bukhari no. 39).
Islam adalah agama yang sederhana dan mudah. Apalagi jika dibandingkan dengan agama-agama sebelumnya. Karena Allah Ta'ala telah menghilangkan dari komunitas ini beban yang harus ditanggung oleh komunitas sebelumnya.
Nabi shollallohu 'alaihi salallam bersabda:
إِنَّ خَيْرَ دِينِكُمْ أَيْسَرُهُ، إِنَّ خَيْرَ دِينِكُمْ أَيْسَرُهُ، إِنَّ خَيْرَ دِينِكُمْ أَيْسَرُهُ
“Sesungguhnya sebaik-baik agama kalian adalah yang paling mudah. Sesungguhnya sebaik-baik agama kalian adalah yang paling mudah. Sesungguhnya sebaik-baik agama kalian adalah yang paling mudah.” (HR. Ahmad dalam kitabnya Al-Musnad 3: 479).
“ Dalam sebuah hadis, Rasulullah Shallallahu 'alayhi wasallam bahkan menunjukkan kecintaannya terhadap umatnya dengan memberikan kita keringanan dan kemudahan. Nabi Shallallahu 'alayhi wasallam memerintahkan kita semua untuk bersedekah sesuai dengan tingkat kemampuan kita masing-masing dan tidak membiarkan hal-hal yang berlebihan.
Karena seringkali berbuat berlebihan akan menimbulkan kebosanan, dan kebosanan dalam melakukan hal baik tentunya akan membawa pengaruh buruk bagi hambanya.
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ، عَلَيْكُمْ مِنَ الأَعْمَالِ مَا تُطِيقُونَ؛ فَإِنَّ اللَّهَ لا يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوا، وَإِنَّ أَحَبَّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهِ مَا دُووِمَ عَلَيْهِ، وَإِنْ قَلَّ
“Wahai manusia, hendaknya kalian melakukan amal sesuai dengan kemampuan kalian, karena Allah tidak akan bosan (di dalam memberikan pahala) sampai kalian bosan (dalam beramal). Dan sungguh amal yang paling dicintai oleh Allah adalah yang dilakukan terus-menerus meskipun sedikit.” (HR. Bukhari no. 5861 dan Muslim no. 782, hadis ini adalah lafaz Muslim).
Dalam Islam, ada hukum khusus yang disebut rukhshah atau grasi. Rukhshah merupakan wujud kasih sayang Tuhan kepada umat Islam. Salah satu tujuan dan hikmahnya adalah untuk memudahkan umat Islam dalam menjalankan ibadah baik sunah atau kewajibannya.
Misalnya, ketika melakukan perjalanan safar, seorang muslim yang menempuh jarak lebih dari 80 km diperbolehkan mempersingkat waktu shalat dan puasanya. Dan Allah Ta'ala rida ketika hamba-hamba-Nya mengambil keringanan tersebut.
Nabi shollallohu 'alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ اَللَّهَ يُحِبُّ أَنْ تُؤْتَى رُخَصُهُ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ تُؤْتَى مَعْصِيَتُهُ
“Sesungguhnya Allah suka bila rukhshah (keringanan)-Nya dilaksanakan sebagaimana Dia benci bila kemaksiatan kepada-Nya dilakukan.” (HR Ahmad no. 5866, Al-Bazzar no. 5998, dan Ibnu Khuzaimah no. 2027).
Ketika Nabi Muhammad saw mengutus sahabatnya Muadz bin Jabal dan Abu Musa Al-Asy'ari radhiyallohu 'anhuma pergi ke Yaman,
Beliau shollallohu 'alaihi wasallam bersabda
يَسِّرَا ولا تُعَسِّرَا، وَبَشِّرَا ولا تُنَفِّرَا، وَتَطَاوَعَا ولا تَخْتَلِفَا
“Hendaknya kalian berdua itu mempermudah, jangan mempersulit, memberi kabar gembira, dan tidak menjadikan orang semakin menjauh, dan bersatu padulah dan janganlah saling berselisih.” (HR. Bukhari no. 3038 dan Muslim no. 1733).
Nabi sallallahu 'alaihi wasallam juga menegaskan dalam sebuah hadits:
إِنَّ اللَّهَ لم يَبْعَثْنِي مُعَنِّتًا، ولا مُتَعَنِّتًا؛ وَلَكِنْ بَعَثَنِي مُعَلِّمًا مُيَسِّرًا
“Sesungguhnya Allah Ta’ala tidak mengutusku untuk memaksa orang atau menjerumuskannya, akan tetapi Dia mengutusku sebagai seorang pengajar dan orang yang memudahkan urusan.” (HR. Muslim no. 1478).
Sesungguhnya agama Islam yang Alloh turunkan penuh dengan kemudahan, Nabi Muhammad shollallohu 'alaihi wasallam diutus oleh Allah yang salah satu tujuannya adalah untuk memudahkan urusan umatnya. Salah dan keliru jika ada yang mengatakan bahwa Islam penuh dengan kekerasan, kesusahan dan memberatkan.
Kenyamanan dan kemudahan dalam Islam sangatlah beragam. Semua itu menyatu dalam setiap aspek kehidupan kita, yang merupakan salah satu bukti bahwa Allah Ta'ala Maha Penyayang terhadap hamba-hamba-Nya. Sebagaimana firman Allah Ta'ala,
alloh SWT berfirman:
اللَّهُ لَطِيفٌ بِعِبَادِهِ
“Allah Mahalembut terhadap hamba-hamba-Nya.” (QS. Asy-Syura: 19).
Salah satu bentuk yang paling mudah dan menyejukkan dalam Islam adalah membuka pintu taubat bagi para pendosa.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
قُلْ يٰعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا ۗاِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
“Katakanlah, ‘Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar: 53)
Allah subhanahu wata'ala juga berfirman dalam surat As-Shura:
وَهُوَ الَّذِي يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَعْفُو عَنِ السَّيِّئَاتِ وَيَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ
“Dan Dialah yang menerima tobat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. AS-Syura’: 25).
Mungkin sebagian dari kita bertanya-tanya mengapa dibukanya pintu taubat kepada umat ini merupakan salah satu bentuk kemudahan dan kelegaan dalam hukum Islam?
Perlu kita untuk mengetahui bersama,bahwa taubat para umat pendahulu sebelum kita untuk bertobat mempunyai syarat yang sangat berat, syarat yang telah Allah Ta'ala hilangkan dari umat Islam ini. Dengan kata lain, pertobatan umat-umat terdahulu dicapai melalui pengorbanan jiwa.
Dahulu kala, ketika umat Nabi Musa 'alaihissalam menyembah patung dan kemudian ingin bertaubat, Allah Ta'ala menguji taubat mereka dalam persyaratan yang berat.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
وَاِذْ قَالَ مُوْسٰى لِقَوْمِهٖ يٰقَوْمِ اِنَّكُمْ ظَلَمْتُمْ اَنْفُسَكُمْ بِاتِّخَاذِكُمُ الْعِجْلَ فَتُوْبُوْٓا اِلٰى بَارِىِٕكُمْ فَاقْتُلُوْٓا اَنْفُسَكُمْۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ عِنْدَ بَارِىِٕكُمْۗ فَتَابَ عَلَيْكُمْ ۗ اِنَّهٗ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
“Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, ‘Wahai kaumku! Kamu benar-benar telah menzalimi dirimu sendiri dengan menjadikan (patung) anak sapi (sebagai sesembahan), karena itu bertobatlah kepada Penciptamu dan bunuhlah dirimu. Itu lebih baik bagimu di sisi Penciptamu. Dia akan menerima tobatmu. Sungguh, Dialah Yang Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.” (QS Al-Baqarah: 54).
Adapun bagi umat Islam, taubat kita sudah cukup untuk menghentikan perilaku maksiat, bertekad untuk tidak mengulanginya, dan menyesali perilaku tersebut. Adapun kemaksiatan yang ada hubungannya dengan hak asasi manusia maka harus mengembalikan hak yang telah dia ambil
. Ketika seorang muslim telah melakukan hal-hal yang baru saja kami sebutkan, maka Allah insya Allah akan menerima taubat orang tersebut, bahkan Allah akan memberikan pahala berupa janji masuk surga-Nya bagi orang yang bertaubat.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا تُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ تَوْبَةً نَّصُوْحًاۗ عَسٰى رَبُّكُمْ اَنْ يُّكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۙ يَوْمَ لَا يُخْزِى اللّٰهُ النَّبِيَّ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗۚ
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak mengecewakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengannya.” (QS. At-Tahrim: 8).
Kita hendaknya berbangga atas keagungan agama Islam ini, dan harus mampu mengamalkan keistimewaan tersebut dalam kehidupan kita sehari-hari. Jangan berlebihan dalam segala hal, jangan terlalu mudah menyakiti hati orang lain, jangan terlalu mudah menghakimi orang lain dan perbanyak taubat kepada Allah Ta'ala.
Dan rutinkanlah untuk selalu membaca doa sebagai berikut:
رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.” (QS. Al-Baqarah: 286).
Wallahu a’lam bisshawab.
Posting Komentar untuk "APAKAH AGAMA ISLAM PENUH DENGAN KEMUDAHAN"