Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PENTINGNYA MENYAMBUNGKAN SILATURAHIM


 Kata silaturahmi berakar dari bahasa Arab, yaitu shilah, yang berarti hubungan atau relasi. Dan rahim berarti kerabat atau kasih sayang. Silaturahmi dimaknai sebagai hubungan kekerabatan atas dasar kasih sayang.

Menjaga silaturahmi sangat penting. Allah SWT telah berfirman dalam  Al Qur'an:

فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِن تَوَلَّيْتُمْ أَن تُفْسِدُوا فِي اْلأَرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ . أُوْلَئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَى أَبْصَارَهُمْ

Artinya:"Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dila’nati Allah dan Allah tulikan telinga mereka dan Allah butakan penglihatan mereka:"(QS Muhammad/47: 22-23).

Berbagai perintah untuk menjalankan silaturahmi juga tertuang dalam beberapa ayat Alquran dan hadis.  diantaranya adalah:

Allah Ta’ala memerintahkan untuk menyambung tali silaturahim, dalam firman-Nya:

 Yang Artinya:"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri:"(QS  An Nisa :36).

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam memerintahkan umatnya untuk menyambung silaturahim. Dalam sabdanya:

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka muliakanlah tamunya. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka sambunglah tali silaturahim. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka katakanlah yang baik atau diam:"(HR  Bukhari).

 Sesungguhnya menyambung tali silaturahmi merupakan salah satu bentuk kecintaan dan ketakwaan seorang hamba. Hal tersebut dibuktikan dengan hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra ia berkata: Rasulullah saw bersabda:

 Yang artinya:"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maha hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi".

Menyambung tali silaturahmi sama dengan menyambung hubungan dengan Allah SWT sebagaimana disebutkan hadist yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra ia berkata sesungguhnya Rasulullah saw bersabda:

 Yang artinya:"Sesungguhnya Allah SWT menciptakan makhluk, hingga apabila Dia selesai dari (menciptakan) mereka, rahim berdiri seraya berkata: ini adalah kedudukan orang yang berlindung dengan-Mu dari memutuskan. Dia berfirman:"Benar, apakah engkau ridha jika Aku menyambung orang yang menyambung engkau dan memutuskan orang yang memutuskan engkau?" Ia menjawab: iya. Dia berfirman: "Itulah untukmu"

Dengan begitu, silaturahmi menjadi ajang mendekatkan diri pada Allah SWT. Hal ini karena Allah memerintahkan hambanya untuk menjaga keutuhan antar sesamanya. Allah juga menjanjikan pahala bagi siapa saja yang mampu menjaganya dan Dia juga tidak segan memberikan peringatan bagi mereka yang memutus keutuhan tali silaturahmi.

 Dengan bersilaturahmi, seseorang dapat memperluas rezeki orang lain dengan bantuan yang diberikan. Allah SWT. pun menjanjikan kemudahan dan pahala bagi siapa saja yang mampu memperpanjang tali silaturahmi dan memudahkan urusan saudaranya.

Janji Allah tersebut tertuang dalam sabda Rasulullah yang diriwayatkan Abu Hurairah:

 Yang Artinya:"Siapa yang suka dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah dia menyambung tali silaturahmi:"(HR Bukhari dan Muslim).

Dalam sebuah Riwayat yg cukup panjang Dikisahkan: 

Ada seorang yang kaya raya berangkat haji. Sebelum berangkat, ia menitipkan uangnya sebesar 10.000 Dinar kepada seseorang yang sudah terbiasa dipercaya untuk menitipkan barang atau uang. Setelah selesai melaksanakan hajinya, orang kaya itu mendatangi rumah orang yang diberi amanah menyimpan uangnya tersebut.

Sesampainya di rumah orang itu, ternyata orang itu telah wafat.Orang kaya itupun bertanya kepada ahli warisnya. Namun, tidak satupun di antara ahli warisnya mengetahui perihal uang titipan tersebut. Orang kaya itupun kebingungan dan bertanya-tanya dalam hatinya, di manakah uang yang disimpan oleh orang yang diberi amanat tersebut?

Orang kaya itupun mendatangi seorang 'alim di Kota Makkah , lalu menceritakan tentang uangnya tersebut. Orang alim itu berkata:

"Di sepertiga malam akhir nanti, pergilah kamu ke Sumur Zamzam , panggillah nama temanmu yang kau titipi uang itu, di bibir sumur. Jika temanmu adalah orang yang baik dan termasuk seorang ahli Surga, maka dia pasti akan menjawab panggilanmu, lalu tanyakanlah kepadanya, di manakah ia menyimpan uangmu".

Pada akhir malam, orang kaya itupun pergi mendatangi Sumur Zamzam . Di bibir sumur ia memanggil nama temannya yang ia titipi uang, hingga 3 kali ia panggil, namun tidak ada jawaban sama sekali.

Orang kaya itu pun kembali mendatangi orang Alim tersebut, lalu menceritakannya. Orang Alim itu kaget dan berkata: "Innaa Lillahi wa Inna ilaihi Rooji'uun. Jika memang temanmu tidak menjawab, aku takut dia termasuk golongan ahli neraka."

Jika memang demikian pergilah kamu ke Yaman, disana ada sebuah sumur yang bernama "Barhut". Dikatakan bahwa sumur itu adalah bibir dari neraka Jahannam. Datangilah di sepertiga malam akhir, dan panggillah nama temanmu itu".

Orang kaya itu pun pergi ke Yaman, lalu mendatangi Sumur Barhut di sepertiga malam akhir. Ia pun memanggil nama temannya yang ia titipi uang: "Yaa Fulan!" Baru sekali panggilan, tiba-tiba terdengar jawaban dari dalam sumur.

Orang kaya itu pun merasa prihatin dengan keadaan temannya itu, lalu bertanya: "Di manakah engkau menyimpan uangku?". Dari dalam Sumur terdengar jawaban: "Aku menyimpan uangmu di sini dan di sini, di dalam rumahku, pergilah dan katakan kepada anak-anakku. Kamu akan mendapati uangmu kembali".

Orang kaya itupun bertanya: "Bagaimana bisa engkau tergolong sebagai orang yang ahli neraka?"

Bukankah kau adalah orang yang baik dan memiliki sifat amanah?

Orang itupun bercerita: "Sesungguhnya aku mempunyai seorang saudari perempuan yang faqir. Lama kami tidak saling tegur sapa, sampai aku meninggal. Inilah yang menyebabkan aku tergolong sebagai ahli neraka. Jika kau mau menolongku, datangilah saudariku tersebut, dan mintakan maaf kepadanya, dan ceritakan padanya, bagaimana keadaanku sekarang ini yang merasakan siksaan, karena putus tali silaturrahim dengannya".

Orang kaya itupun segera pergi ke rumah ahli waris temannya itu, lalu menceritakan dimana ayahnya meletakkan harta titipannya. Dan ternyata memang benar, uang tersebut masih utuh. Setelah itu, ia bertanya kepada anak-anak temannya itu, di manakah rumah bibi mereka?

Setelah tahu alamatnya, iapun segera pergi ke rumah saudari perempuan temennya tersebut. Setelah bertemu, ia pun menceritakan apa yang di alami saudaranya di alam kubur.

Mendengar cerita orang kaya itu, perempuan itupun menangis dan memaafkan saudaranya, lalu ia memohon ampun dan mulai menyambung tali silaturrahim dengan anak-anak saudaranya.

Demikianlah cerita yg singkat ini Semoga kita semua tidak termasuk orang orang yg memutuskan tali silaturahim. Apa lagi terhadap karib kerabat yang bisa menyebabkan kita menjadi orang orang yg rugi.

Posting Komentar untuk "PENTINGNYA MENYAMBUNGKAN SILATURAHIM"