Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

AKHLAKUL KARIMAH MENGENANG MAULID NABI



 Bulan ini kita sudah memasuki bulan yang penuh sejarah. Bulan dimana telah dilahirkan seorang manusia yang sanggup membawa perubahan peradapan manusia dari zaman yang penuh dengan kebodANG ohan,penuh kegelapan menjadi zaman yang penuh cahaya kebenaran, dari zaman yang penuh akhlak tercela menjadi zaman yang berakhlakul Karimah,dia adalah nabi terakhir yang diutus Allah kemuka bumi ini dengan nama yang terpuji yaitu Ahmad/Muhammad shallallahu 'alaihi wasalam, beliau dilahirkan dikota Mekah pada hari Senin 12 Rabi'ul awal

Tahun Gajah, atau 20 April 571 Masehi. Ibunya bernama Siti Aminah sementara ayahnya adalah Abdullah bin Abdul Muthalaib.

 Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wasalam adalah satu satunya manusia  yang sudah dikenal ratusan tahun tapi beliau sendiri belum dilahirkan ke muka bumi.

Berita gembira tentang kelahirannya sudah disebutkan dalam kitab suci kaum Yahudi, bahkan Nabi Isa as pun memberitakan akan kehadirannya sebagai mana dicantumkan di dalam Al Qur'an..

Alloh SWT berfirman:

وَاِذْ قَالَ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ يٰبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اِنِّيْ رَسُوْلُ اللّٰهِ اِلَيْكُمْ مُّصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرٰىةِ وَمُبَشِّرًا ۢ بِرَسُوْلٍ يَّأْتِيْ مِنْۢ بَعْدِى اسْمُهٗٓ اَحْمَدُۗ فَلَمَّا جَاۤءَهُمْ بِالْبَيِّنٰتِ قَالُوْا هٰذَا سِحْرٌ مُّبِيْنٌ ۝٦

Artinya:"(Ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, “Wahai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu untuk membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi kabar gembira tentang seorang utusan Allah yang akan datang setelahku yang namanya Ahmad (Nabi Muhammad).” Akan tetapi, ketika utusan itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, “Ini adalah sihir yang nyata:"(QS As Shaff :6).

 Pada bulan ini,kita semua paham hampir hampir seluruh dunia bergembira dengan dilahirkannya beliau nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wasalam, namun apa hikmah yang paling utama dibalik ini semua, sementara beliau diutus untuk menyempurnakan Akhlak, inilah jejak beliau yang paling utama untuk kita teladani agar setelah berbagai peraya'an Maulid Nabi, nanti, kita mampu menjadi orang yang pema'af, dan berusaha menyeru saudara kita kepada kebaikan.

Allah ta'ala berfirman:

خُذِ ٱلعَفوَ وَأمُر بِٱلعُرفِ وَأَعرِضعَنِ ٱلجَٰهِلِينَ

 Artinya:"Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma´ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh:"(QS Al-A’raf :199).

Pada suatu hari

Ketika Uyaynah masuk menemui Umar, Uyaynah berkata. 'Hai Umar. demi Allah, engkau tidak memberi kami dengan pemberian yang berlimpah, dan engkau tidak menjalankan hukum dengan baik di antara sesama kami.' Maka Khalifah Umar murka, sehingga hampir saja ia menampar Uyaynah, tetapi Al-Hurr berkata kepadanya,' Wahai Amirul Mu’minin, sesungguhnya Allah SWT. pernah berfirman kepada Nabi-Nya: Jadilah engkau pemaaf dan serulah orang-orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh:"(QS Al-A'raf :199).

 Dan sesungguhnya orang ini termasuk orang yang bodoh." Demi Allah, ketika ayat itu dibacakan kepada Umar orang yang selalu berpegang kepada Kitabullah" Hadis diketengahkan oleh Imam Bukhari secara munfarid.

Umar adalah salah satu sahabat nabi yang telah dijanjikan masuk syurga namun demikian beliau sangat luar biasa pengamalannya terhadap kitabullah Al Qur'an dan hadits sehingga beliau tidak berani menentang perintah Allah.

 Boleh jadi egoisme kita sampai hari masih begitu tinggi, berat hati rasanya untuk mema'afkan kesalahan saudara saudara kita yang pernah menyakiti kita, pernah mendzolimi kita,pernah memfitnah kita,pernah mencaci maki kita, pernah mengambil hak kita, pernah menipu kita dan lain sebagainya, tapi pernahkah kita menyadari bahwa enggan mema'afkan  berarti sama dengan kita melestarikan kebencian bahkan bukan hanya tiga hari,mungkin bisa tiga bulan atau tiga tahun bahkan bisa jadi ada yang tiga puluh tahun menyimpan benci, namun apakah kita Yaqin dengan membela hawa nafsu dan harga diri, bisa  menjadi salah satu penduduk syurga...? Bagai mana amal ibadah kita yang masih menyimpan benci, bagai mana do'a kita yang masih memutuskan tali silaturahim..? Padahal dalam satu riwayat yang cukup panjang diceritakan

Pada suatu hari, Rasulullah saw sedang berkumpul dengan para sahabatnya, di tengah perbincangan dengan para sahabatnya, tiba-tiba Rasulullah saw tertawa ringan sampai-sampai terlihat gigi beliau yang putih.

Umar ra yang berada di situ, bertanya,  “Demi engkau, ayah dan ibuku sebagai tebusannya, apa yang membuatmu tertawa, wahai Rasulullah?”

Rasulullah saw menjawab, “Aku diberitahu bahwa pada hari kiamat nanti, ada dua orang yang duduk bersimpuh sambil menundukkan kepala mereka di hadapan Allah. Salah satunya mengadu kepada Allah sambil berkata, ‘Ya Rabb, ambilkan kebaikan orang ini untukku karena dulu ia pernah berbuat zalim kepadaku’.

Allah SWT berfirman, “Bagaimana mungkin saudaramu ini bisa melakukan itu, karena tidak ada kebaikan di dalam dirinya?”

Orang itu berkata,  “Ya Rabb, kalau begitu, biarlah dosa-dosaku dipikul olehnya.”

Sampai di sini, mata Rasulullah saw berkaca-kaca. Rasulullah saw tidak mampu menahan tetesan airmatanya. Beliau menangis. Lalu, Rasulullah berkata, “Hari itu adalah hari yang begitu mencekam, di mana setiap manusia ingin agar ada orang lain yang memikul dosa-dosa nya.”

Rasulullah saw melanjutkan kisahnya. Lalu Allah berfirman kepada orang yang  mengadu tadi,

"Angkat kepalamu..!"

Orang itu mengangkat kepalanya, lalu ia berkata, “Ya Rabb, aku melihat di depanku ada istana-istana sangat megah yang terbuat dari emas, dan di dalamnya terdapat singgasana yang terbuat dari emas dan perak bertatahkan berlian, intan dan permata. Istana-istana itu untuk Nabi yang mana, ya Rabb? Untuk orang jujur yang mana, ya Rabb? Untuk syuhada yang mana, ya Rabb?’

Allah berfirman, "Istana-istana itu diberikan kepada orang yang mampu membayar harganya."

 Orang itu berkata, "Siapakah yang akan mampu membayar harganya, ya Rabb?”

Allah berfirman, "Engkau juga mampu membayar harganya.

Orang itu terheran-heran, sambil berkata, “Dengan cara apa aku membayarnya, ya Rabb?”

Allah berfirman, “Caranya, engkau maafkan saudaramu yang duduk di sebelahmu, yang kau adukan kezalimannya kepada-Ku.”

Orang itu: berkata, “Ya Rabb, kini aku memaafkannya

Allah berfirman, “Kalau begitu, pegang tangan saudaramu itu, dan ajak ia masuk surga bersamamu.”

Setelah menceritakan kisah itu, Rasulullah saw bersabda:“Bertakwalah kalian kepada Allah dan hendaknya kalian saling berdamai, sesungguhnya Allah mendamaikan persoalan yang terjadi di antara kaum muslimin (Kisah ini ada dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Hakim, dengan sanad yang shahih).

 Sampai hari ini, adakah kita yang masih menyimpan benci, menyimpan dendam,menyimpan permusuhan, baik yang sudah puluhan tahun atau sudah puluhan bulan atau puluhan hari, jawabnya ada didiri kita masing masing,

Mulai hari ini,jadilah pema'af semoga kelak Allah akan mema afkan kita, untuk apa kita bertahan  dengan egoisme ,harga diri,martabat dan lain lain,sementara jika malaikat maut datang menjemput kita,maka tidak ada jaminan untuk bisa menggapai tempat kenikmatan abadi yaitu syurga yang penuh dengan kenikmatan, dan untuk apa kita bicara mencintai Rasulullah Shala

Lallahu 'alaihi wasalam ,sementara kita masih berjiwa pendendam, sulit untuk mema'afkan bahkan terasa sangat berat. Mari berbenah agar Maulid tahun ini bisa memperoleh hikmah dan menjadikan diri kita seorang yang mudah untuk mema'afkan kesalahan saudara saudara kita, meskipun hati kita masih berontak antara iman dan bujuk rayu setan.

Semoga apa yang telah kita dengarkan bersama mampu memperbaiki hubungan kita kepada sesama dan kepada Allah yang maha segala galanga, inilah Akhlak yang dicontohkan oleh Rasulullah shollalallahu alaihi wasalam, pema'af, dan penuh keta'atan kepada Allah Subhana wata'ala 'ala.

Aamiin Allahhumma Aamiin

Posting Komentar untuk "AKHLAKUL KARIMAH MENGENANG MAULID NABI"