KISAH MISTIS SEORANG PENDAKI DI ANTAR QORINYA PENDAKI YANG MATI SAAT PENDAKIAN DI GUNUNG LAWU
Cerita ini bermula dari seorang laki-laki bernama Nando yang hobi sekali untuk mendaki gunung. meskipun dalam perjalannya Nando naik sendirian tanpa rombongan, ia tetap nekat naik gunung.
Kisah misteri pendakian ini berasal pada saat Nando mendaki gunung Lawu yang terletak di daerah Magetan, secara geografis letak gunung Lawu berada diantara perbatasan di wilayah kabupaten Ngawi dan Magetan.
Gunung Lawu ini cukup terkenal karena keindahan panoramanya sehingga dapat memikat para pendaki untuk berkunjung kesana. Termasuk Nando, yang cukup berani untuk mendaki gunung tersebut sendirian.
Dengan memiliki lokasi yang strategis karena pendaki dapat melihat dua provinsi sekaligus dari puncak Gunung Lawu. Sehingga setiap tahunnya Gunung ini tidak pernah sepi dari para pendaki.
Konon dari beberapa cerita yang terdengar dari para pendaki, terdapat cerita misteri yang tersimpan di balik indahnya gunung Lawu ini yaitu jalur yang dinamai jalur Candi Ceto.
Menurut beberapa orang dan masyarakat setempat, jalur Candi Ceto diyakini memiliki kisah horor dan mistis tersendiri, sebagai tempatnya para lelembut bangsa jin atau disebut juga sebagai pasarnya bangsa setan di Gunung Lawu.
Nando sempat berfikir untuk melanjutkan pendakian atau tidak, setelah mendengar cerita yang sebagian ceritanya menjurus kepada hal-hal yang mistis atau kisah misteri. Namun ia tetep punya tekad mencoba untuk tidak perduli dengal cerita-cerita mistis yang beredar di kalangan masyarakat dan para pendaki.
Setelah mempersiapkan keperluan mendaki barang-barang dan logistik untuk kebutuhan pendakian, ia pun siap seorang diri untuk berangkat menuju Gunung Lawu.
Nando berangkat naik bus dari daerahnya menuju arah Jawa Timur pada jam 10.00 pagi dan sampai pada jam 18.00 malam.
Nando yang sudah sampai di kaki Gunung lawu langsung melanjutkan pendakian, setelah melewati beberapa pos. Waktu sudah malam, Nando mendaki dengan hanya membawa peralatan dan dirinya sendiri ditengah keheningan malam menuju puncak Gunung Lawu.
Setelah dirasa sudah mencapai setengah perjalanan, Nando pun duduk dan beristirahat dengan menyandarkan dirinya beserta tas carier dibawah pohon.
Pada saat sedang duduk, Nando melihat dari arah gelap yang cukup jauh dari hadapannya. Ada seseorang yang berdiri, ia pun menghampirinya. Terlihatlah seorang laki-laki berusia cukup dewasa diatas umur Nando berpakaian ala Jawa dengan membawa bendo berwarna coklat.
Laki-laki itupun memperkenalkan diri. "Mas, nama saya Tejo."
Nando yang sudah mulai keringatan pun menjawab dengan ramah "Eh iya Mas, saya Nando."
"Mas mau pergi ke puncak Gunung Lawu ya?" Tejo bertanya lagi
"Iya Mas."
"Yowes, saya tunjukkan jalur yang cepet ya Mas biar cepet sampai kesana."
"Oh gitu ya, oke deh bang dan terimakasih banyak sebelumnya,"
Iya mas sama-sama jawabnya.
"Tapi dengan syarat ya mas. Kalau nanti lewat jalur Candi Ceto, kalau ada yang manggil jangan nyahut, kamu lempar uang aja kalau ada yang manggil. Ngerti?"
Nando yang mendengar syarat dari Mas Tejo itupun mulai berfikir mengenai pasar setan yang sudah ia tahu dan sering dengar dari cerita masyarakat dan para pendaki.
"Jangan-jangan maksud dari si bang Tejo ini pasar setan itu." Pikirnya
Nando pun kembali melanjutkan perjalanan dengan mengikuti Mas Tejo dari belakang.
Setelah beberapa lama, Nando mulai mendengar suara-suara samar seperti ada keramaian dari jauh.
Semakin dekat, keramaian itu semakin terdengar. Seperti situasi orang-orang sedang berkumpul, namun Nando tidak melihat apapun disana.
Pada saat lewat di keramaian itu, Nando merasa ada yang manggil-manggil dia dengan menawari sesuatu. Nando merasa sedikit terkejut, namun kembali Nando mengingat syarat dari Mas Tejo. Nando pun melemparkan uang koin, tanpa melihat sumber suara tanpa jasad dikeramaian tersebut.
Seketika setelah melempar koin, keramaian itupun menghilang.
Setelah di rasa cukup jauh dan mendekati puncak lawu Mas Tejo berhenti mengantarkan Nando setelah melewati Candi Ceto.
"Mas, sampai disini saja ya saya anterin. Saya masih ada keperluan lain." Katanya.
"Oh iya mas, makasih banyak loh ini sudah di bantu di anterin sampai puncak" kata Nando.
Nando menyaut ucapan mas Tejo sambil berbicara dan menoleh ke belakang, namun Mas Tejo sudah menghilang tanpa jejak. Nando dibuat terheran-heran dan kaget seketika.
Nando pun melanjutkan perjalanan menuju Puncak Gunung Lawu. Ia pun akhirnya berhasil sampai puncak Gunung lawu dengan cepat sehingga dapat melihat keindahan panorama dari puncak lawu tersebut.
Nando pun memasang tenda untuk bermalam di puncak, sebelum besok kembali pulang ke rumahnya.
Singkat cerita, Nando kembali turun dan sampai di rumah dengan selamat. Nando merasa sangat kecapekan.
Saat hendak beristirahat, ia melihat sebuah koran tergeletak di meja rumahnya Nando, dengan bertuliskan berita "Pendaki yang Hilang di Gunung Lawu Telah Ditemukan Dalam Keadaan Meninggal Seminggu yang lalu." dengan terpampang foto orang yang meninggal tersebut.
Betapa kagetnya Nando melihat foto orang yang memakai baju ala Jawa dengan bendo coklat itu yang tak lain adalah Mas Tejo yang sudah baik karena sudah mengantarkan dirinya dan menunjukkan jalur pendakian lewat Candi Ceto kepada Nando.
"Hah? Pendaki yang hilang di Gunung lawu dan sudah meninggal Seminggu yang lalu?.
Berarti-i-i?" Nando ingat mas Tejo dan menggigil seketika karena terlalu merinding dan takut sampai tidak bisa berkata-kata lagi ingat barusan semalam dia naik Gunung di temani mas Tejo yang sudah meninggal satu minggu yang lalu.
Orang yang Nando temui kemarin berarti adalah Qorinya dari Mas Tejo yang jasadnya baru di temukan oleh timsar dan sudah meninggal seminggu yang lalu.
Ya Alloh engkau maha kuasa..
Posting Komentar untuk "KISAH MISTIS SEORANG PENDAKI DI ANTAR QORINYA PENDAKI YANG MATI SAAT PENDAKIAN DI GUNUNG LAWU"