Memahami Syafaat Untuk Siapa Saja
Memahami Syafaat dan Jenisnya Dari Siapa Untuk Siapa
Memahami Syafaat dan Jenisnya Dari Siapa Untuk Siapa
Kata as-syafa’ah diambil dari kata الشَّفْعُ as-syaf’u yang artinya adalah lawan dari kata الوِتْرُ al-witru (ganjil), adalah menjadikan yang ganjil menjadi genap الشَّفْعُ (as-syaf’u), seperti kamu menjadikan satu menjadi dua dan tiga menjadi empat. menurut arti “lughawinya”.
Adapun menurut istilah, syafa’at adalah penengah (perantara) bagi lainnya dengan mendatangkan suatu manfaat atau menolak suatu kemudhorotan. Maksudnya, syafi’ (pemberi syafa’at) itu ada di antara masyfu lahu (yang diberi syafa’at) dan masyfu’ ilaih (syafa’at yang diberikan) sebagai wasithoh (perantara) untuk mendatangkan (manfaat) bagi masyfu’ lahu atau menolak mudhorotnya.
Ada dua jenis syafa'at yaitu:
* Shafa'at Tsabitah Sahihah dan Shafa'at Batilah
A_ Shafaat Tsabitah Sahihah
(Ini adalah kebenaran yang tidak dapat disangkal) Allah SWT telah menetapkannya. Apa yang dia katakan dalam kitabnya dan apa yang dikatakan Rasulla Salalah Alaihi Wasalam. Karena syafaat ini hanya berlaku untuk Ahlut Tauhid wal-Iklas, Abu Hurairah pernah bertanya kepada Nabi:
يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِكَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
"Wahai Rasulullah, siapakah yang paling mungkin menerima syafaat Baginda di hari kiamat?" Beliau menjawab:
أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ خَالِصًا مِنْ قَلْبِهِ أَوْ نَفْسِهِ
“Orang yang paling bahagia menerima syafaatku di hari kiamat adalah orang yang mengucapkan lailaha,illalloh dengan ikhlas (murni) di hatinya."
Syafaat ini bisa diperboleh dengan tiga syarat:
1.Ridho Alloh memberkati mereka yang memberi syafaat (Syafi).
2.Ridho Allah meridhoi orang-orang yang diberi syafaat (masyfu' lahu).
3.Izin dari Allah SWT bagi syafi' untuk memberi safa'at
Persyaratan ini secara mujmal terdapat dalam firman Allah SWT:
وَكَمْ مِنْ مَلَكٍ فِي السَّمَاوَاتِ لَا تُغْنِي شَفَاعَتُهُمْ شَيْئًا إِلَّا مِنْ بَعْدِ أَنْ يَأْذَنَ اللَّهُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَرْضَىٰ
“Dan betapapun banyaknya malaikat di Surga, syafaat mereka tidak ada gunanya, kecuali jika Allah menghendaki dan memberikan izin kepada orang-orang yang Dia kehendaki.” (QS An-Najm/53:26).
lalu dirinci di dalam firmanya:
مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ
“Siapakah yang dapat memberi syafaat tanpa izin Allah?” (QS Al Bakolo/2:255).
يَوْمَئِذٍ لَا تَنْفَعُ الشَّفَاعَةُ إِلَّا مَنْ أَذِنَ لَهُ الرَّحْمَٰنُ وَرَضِيَ لَهُ قَوْلًا
“Pada hari itu tidak akan ada syafaat yang bermanfaat, kecuali orang yang telah diberi izin oleh Allah Yang Maha Pengasih, dan yang di ridhoi perkataannya:" (Toha 20:109).
وَلَا يَشْفَعُونَ إِلَّا لِمَنِ ارْتَضَىٰ
Para ulama membagi Syafa`at ini menjadi dua bagian.
1. Syafaat Ammah
(Syafa'at yang bersifat umum). Arti umum di sini adalah bahwa Allah mengizinkan Tara untuk menjadi perantara memberi safa'at kepada setiap hambanya yang saleh, dan Allah juga mengizinkannya untuk menjadi penerima safa'atnya.
Syafaat semacam ini dapat diterima dari Nabi Muhammad saw dan nabi lain selain dia, Siddhin, Syuhada, Sholehin. Ini berupa syafaat agar penghuni neraka, yang beriman dan yang tidak taat, bisa keluar dari neraka dan terhindar dari siksa kubur.
2. Syafa'at Khasanah
(syafaat khusus). Syafaat ini khususnya milik Nabi Muhammad Shollallohu 'alaihi wasalam. Dan syafaat ini adalah syafaat yang paling agung. Syafaat terbesar ini adalah pada Hari Kiamat, ketika manusia dilanda kesedihan dan kesulitan yang tak tertahankan. Mereka memohon kepada Allah Azza wa Jala untuk mengeluarkan mereka dari situasi keselamatan tersebut.
Dia mendatangi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa Alaihi Salam, tapi tidak ada yang memberi syafa'at. Hingga akhirnya mereka meminta kepada Nabi Muhammad saw agar diberikan syafa'at, beliau pun berdiri dan memohon kepada Allah Azza wa Jala agar menyelamatkan hamba-hambanya dari keadaan tersebut. ,
Tuhan mendengar doa mereka dan menerima syafaat mereka.
Termasuk di dalamnya Al-Makam Al-Mahmud (Tempat Kemuliaan) yang dijanjikan Allah dan Firman-Nya.
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَىٰ أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا
“Dan pada malam salat Tahajud, hendaklah kamu melakukannya sebagai salat tambahan untuk dirimu sendiri: ‘Semoga Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji:"(QS Al-Isra/17:79).
Di antara syafaat khusus Rasul Sholala 'Alaihi wa Salaam' ada syafaatnya agar penghuni Jannah menuju Jannah. Karena ketika penghuni Jannah melewati Siroth, mereka diberhentikan di jembatan antara Jannah dan Narr dan disucikan hingga suci hatinya, setelah itu baru diperbolehkan masuk ke Jannah. perantaranya membuka pintu. Nabi Muhammad saw.
B_ Shafa'at Batilah
(Syafa'at Palsu).Syafa'at ini adalah Shafaat yang tidak membawa keuntungan apapun. Shafa'at ini diyakini merupakan Shafa'at para dewa yang diyakini oleh kaum musyrikin bisa mendapat keselamatan dari Allah Azza wa Jala. Syafa'at ini tidak berguna bagi mereka.
Allah Talala berfirman:
فَمَا تَنْفَعُهُمْ شَفَاعَةُ الشَّافِعِينَ
“Maka syafaat orang-orang yang memberi syafaat tidak ada manfaatnya bagi mereka” (QS Al-Muddazir/74:48).
Oleh karena itu, Allah tidak ridho dengan kemusyrikan orang-orang ini, dan tidak mungkin ada orang yang memberi syafaat bagi mereka, karena tidak ada syafaat kecuali dari orang-orang yang Allah Azzah wa Jalla rahmati. Allah tidak ridho dengan kekafiran hamba-nya dan tidak menyukai mereka. Ketergantungan pada Tuhan yang mereka sembah adalah ketergantungan palsu yang tidak membawa manfaat.
Di mata Allah SWT, hal ini tidak akan menambah jumlah mereka. Kaum musyrik ingin menjadi perantara bagi berhala yang disembah secara sia-sia oleh kemusrikan mereka.
Posting Komentar untuk "Memahami Syafaat Untuk Siapa Saja "