BER ETIKA DALAM MELUDAH
DI DALAM AGAMA ISLAM CARA MELUDAHPUN ADA ETIKANYA.
Dalam hal kebersihan adalah salah satu perbuatan yang dicintai oleh Alloh.
berdasarkan hadits Nabi saw:
إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ يُحِبُّ الطَّيِّبَ, نَظِيفٌ يُحِبُّ النَّظَافَةَ, كَرِيمٌ يُحِبُّ الْكَرَمَ, جَوَادٌ يُحِبُّ الْجُودَ, فَنَظِّفُوا أَفْنِيَتَكُمْ
Artinya:"Dari Rosululloh Shollallohu 'alaihi wasallam: Sesungguhnya Alloh SWT itu suci yang menyukai hal-hal yang suci, Dia Maha Bersih yang menyukai kebersihan, Dia Maha Mulia yang menyukai kemuliaan, Dia Maha Indah yang menyukai keindahan, karena itu bersihkanlah tempat-tempatmu:"(HR Tirmidzi).
Islam adalah agama yang sangat indah. Semua lini kehidupan diatur sedemikian rupa. Mulai ibadah primer maupun sekunder, masing-masing diatur. Termasuk di antaranya adab meludah maupun berdahak. Abdullah bin Umar pernah bercerita, satu ketika Nabi saw melihat ada air ludah pada sisi arah kiblat dalam sebuah masjid.Nabi pun mengambil kayu atau tongkat, kemudian mengerok tempat ludahan tersebut lalu beliau bersabda:
إِذَا قَامَ أَحَدُكُمْ يُصَلِّي فَلَا يَبْصُقْ فِي قِبْلَتِهِ فَإِنَّمَا يُنَاجِي رَبَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى
Artinya:"Jika salah satu dari kalian sholat, hendaknya tidak meludah ke arah kiblat. Sebab orang yang sholat adalah orang yang sedang bermunajat kepada Alloh tabaraka wa ta’ala:" (Musnad Ahmad_ 4645).
Dengan sikap Baginda Nabi yang hanya mengerok liur saja tanpa menyucikan dengan air sebagaimana di atas, al-Khatthabi dalam Ma’alimus Sunan juz 1, halaman 144 menyatakan, air liur itu suci. Pendapat ini senada dengan perkataan para ulama kecuali Ibrahim an-Nakhai yang berpendapat najis. Pesan Nabi yang perlu digaris bawahi, adab meludah ketika sholat tidak boleh ke arah kiblat. Selain ke arah kiblat, masih bisa ditoleransi, asalkan sholatnya tidak di dalam masjid. Jika sholat di masjid dan menyebabkan kotor, dalam syarah al-Muhadzab dikatakan, ini haram.Apabila ingin meludah, hendaknya meludah ke arah pakaian yang dikenakan semisal pada bagian kerah baju yang kiri. Dalam satu hadits riwayat Abu Hurairah diceritakan,Nabi pernah berpesan untuk orang yang sholat, kalau mau meludah hendaknya menghindari arah kiblat, karena ia sedang bermunajat kepada Alloh. Sedangkan ke arah kanan perlu dihindari sebab ada malaikat (pencatat amal kebaikan) di sana. Lalu bagaimana adab meludah jika berada di luar shalat? Imam Syihabuddin al-Qalyubi dan Umairah dalam Hasyiyatan menjelaskan adab meludah di luar sholat sebagai berikut:
وَيُكْرَهُ الْبُصَاقُ خَارِجَ الصَّلَاةِ، قِبَلَ وَجْهِهِ مُطْلَقًا وَلِجِهَةِ الْقِبْلَةِ، وَجِهَةِ يَمِينِهِ أَيْضًا
Artinya:"Dimakruhkan meludah di luar sholat menuju arah depannya sendiri secara mutlak, ke arah kiblat dan ke arah kanan:"(Syihabuddin Ahmad al-Qalyubi dan Umairah, Hasyiyatan Alepo, 1956 M / 1375 H juz 1 halaman 194).
Selain itu, masih didalam kitab yang sama disebutkan, hukum meludah lalu mengenai benda milik orang lain adalah haram.
يَحْرُمُ الْبُصَاقُ إذَا اتَّصَلَ بِغَيْرِ مِلْكِهِ
Artinya:"Haram meludah jika mengenai benda yang bukan miliknya:"
"(Syihabuddin Ahmad al-Qalyubi dan Umairah, Hasyiyatan Alepo 1956 M / 1375 H juz 1 halaman 194)". Dengan demikian,bisa di ambil kesimpulan,adab meludah, Jika dalam sholat makruh ke arah kiblat dan kanan. Adapun di luar sholat, makruh meludah ke arah depan, kiblat, dan kanan. Sedangkan meludah yang mengotori Masjid atau mengenai benda milik orang lain hukumnya haram_
Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallam bersabda:
بُنِيَ الدِّيْنُ عَلَى النَّظَافَةِ
Artinya:"Agama itu didirikan atas kebersihan:" (HR Muslim).
Wallohua'lam.
Posting Komentar untuk "BER ETIKA DALAM MELUDAH"